Peran Guru Sebagai Pengajara dan Pelatih

-
Peran Guru Sebagai Pengajara dan Pelatih

Perubahan paradigma kependidikan, yakni dari konsep guru mengajar dan murid belajar menjadi guru membelajarkan peserta didik serta penganggapan siswa sebagai peserta didik, objek didik, menjadi subjek didik, menuntut peran guru sebagai pengajar/pelatih untuk mengurangi dominasi peran didalam kelas dan lebih menonjolkan peran-perannya.
Guru sebagai fasilitator yaitu mengusahakan sumber belajar yang menunjang pencapaian tujuan pembelajaran, yang membimbing siswa kearah yang lebih baik dan mengusahakan kemudahan anak untuk belajar yang menjunjung keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran, serta guru sebagai mediator yaitu guru yang kreatif dalam memilih dan menggunaka media pembelajaran yang tepat dan menarik minat siswa dalam proses pembelajaran, selain itu guru juga menjadi pengelola kelas (Learning manager), yaitu mengusahakan terciptanya kondisi belajar dikelas yang optimal dan menyenangkan bagi siswa, guru sebagai motivator yitu memberikan dorongan semangat terhadap belajar siswa agar dalam proses belajar anak menjadi lebih semngat dan bergairah dalam belajar atas dorongan dan kemauannya sendiri dan mereka menjadi sadar bahwa belajar adalah demi kepentingan masa depan dirinya, guru sebagai exsekutor yaitu mengevaluasi proses dan hasil belajar siswa serta proses pembeljaran oleh guru sendiri dalam rangka memperoleh balikan yang dapat digunakan untuk merevisi strategi pembelajaran yang lebih tepat. Peranan sebagai guru sebagai exsekutor yaitu:
Transmitter yaitu memindahkan nilai-nilai atau pun ilmu pengetahuan kepada siswa. Demonstrator yaitu penampilan sebagai pengajar atau penceramah didepan kelas. Informatory yaitu sebagai juru penerang yang memberikan pesan-pesan kepada siswa. Organisator yaitu pengatur lalulintas belajar siswa. Director yang memberi pentunjuk yang wajib dipatuhi siswa: dan Inisitator yaitu memeriksa tunggal tentang kegiatan-kegiatan siswa.  
    
   
 Refernsi:
Hosnan, M. 2016. Etika Profesi Guru. Bogor: Ghalian Indonesia                   


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fungsi Batin Terhadap Pembentukan Kepribadain

-
Fungsi Batin Terhadap Pembentukan Kepribadain Batin atau hati nurani manusia, didalam kehidupan sehari-hari yaitu fungsi sebagai hakim yang adail, apabila didalam kehidupan manusia itu mengalami konflik, pertentangan atau keragu-raguan didalam diri ketika akan bertindak tentang sesuatu. Batin bertindak sebagai suatu pengontrol selalu bertidak menurut batas-batas tertentu, yang tidak boleh dilnggarnya, berdasarkan norma-norma yang konvensional didalam kehidupan masyarakat atau Negara. Juga batin ini lah yang memungkinkan dapat atau tidaknya rasa tanggung jawab pada pribadi seseorang itu bertumbuh. Batin ini lah yang mendorong manusia untuk segera meminta maaf apabila bertindak toidak benar, sambil menjanjikan kepada dirinya sendiri untuk tidak akan berbuat seperti itu lagi kepada siapapun, sekalipun hanya disaksikan oleh dirinya sendiri dan ini akan menyebabkan timbulnya keberanian, apabila memang apa yang diperbuat itu benar-benar dapat dibenarkan oleh lingkungannya.   T...
Baca selengkapnya

Pemikiran Richard L. Lanigan

-
Pemikiran Richard L. Lanigan Richard L. Lanigan membahas analisis filosfis atas proses komunikasi. Filsafat dalam disiplin ilmu komunikasi biasanya meletakkan titik refleksiny pada pertanyaan-pertanyaan berikut: ·          Apa yang aku ketahui? (masalah ontologi atau metafisika) ·          Bagaimana aku mengetahuinya? (masalah epistemologi) ·          Apahak aku yakin? (masalah aksiologi) ·          Apakah aku benar? (masalah logika)                 1.  Metafisika Richard L. Lanigan menyatakan bahwa metafisika studi tentang sifat dan fungsi teori tentang realitas. Dalam metafisika, ada beberapa yang di reflesikan. Hal-hal itu adalah sifat manusia dan hubungannya dengan alam, sifat dan fakta kehidupan manusia, problema pilihan manusia, soal kebebasan pilihan tindakan ma...
Baca selengkapnya

Filosofi Lambang Tutwuri Handayani

-
Gambar
Filosofi Lambang Tutwuri Handayani Lambang Tutwuri Handayani: Kebanyakan orang menyebutnya Tutwuri Handayani  yang sebenarnya adalah  Logo atau Lambang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan  berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0398/M/1977 tanggal 6 September 1977. Filosofi Tut Wuri Handayani tersebut dijabarkan dalam tiga kalimat berbahasa Jawa :  ”Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani” . Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia, yang menciptakan filosofi ini saat mendirikan Taman Siswa sebagai tempat belajar bagi pribumi pada masa penjajahan Belanda. Pada awalnya filosofi ini ditujukan kepada pendidik agar bisa menginspirasi, memberikan teladan dan memotivasi kepada siswanya. Namun filosofi ini ternyata sangat pas pula untuk seorang pemimpin , karena sejatinya seorang pemimpin bersesuaian dengan figur seorang guru yang mendidik murid-muridnya. Tut Wuri Handayani memiliki makna: ·  ...
Baca selengkapnya