Teori kepribadian H.J. Eysenck
Teori kepribadian H.J. Eysenck
H.J.
Eysenck H.J. Eysenck, memilih konsepsi-konsepsi yang sederhana dan bercorak
operasional. Dia yakin bahwa dimasa yang akan datang, teori dan eksperimen harus
bergandeng tangan, sebab dengan demikian maka kelemaha-kelemaha akan dapat
dirumuskan yang sederhana dan bercorak operasional itu.
Inti
dari pandangannya dalam psikologi dapat dicari sumbernya pada keyakinannnya
bahwa pengukuran adalah fundamental dalam segala kemajuan ilmiah bahwa dalam
lapangan psikologi sebenarnya kita belum pasti tentang hal apa yang sebenarnya
kita ukur. Ia meyakini bahwa taksonomi atau klasifikasi tingkah laku adalah
langkah pertama yang menentukan dan bahwa analisis faktor adalah alat yang
memadai untuk mengejar tujuan ini. Didalam usaha menggunakan analisis faktor
ini dia mengembangkan suatu metode, yaitu “ciritarion
analysis”. Metode ini adalah kombinasi dari propostion testing atau metode
hypotheticodeducyif dengan tekhnik analis faktor. Penyelidik bertolak pada
suatu keyakinan atau dalil mengenai variable atau faktor dasar dan selanjutnya
mengumpulkan suatu set ukuran atau test
score yang diperkirakan bersangkutan dengan faktor dasar tersebut.
Selanjutnya dicari dua kelompok yang dalam hal faktor dasar tersebut sangat
berbeda satu sama lain, yaitu yang disebut criterion
group. Kemudian dilakukan pengolahan data analisis faktor.
Struktur
kepribadian
Eyseck,
berpendapat bahwa kebanyakan ahli-ahli teori kepribadian terlalu banyak
mengemukakan variable-variabel kompleks dan tidak jelas. Pendapat ini
dikombinasikan dengan analisisnya, yaitu analis faktor, telah mengahsilkan
sistem kepribadian yang ditandai oleh hanya adanya sejumlah kecil
dimensi-dimensi pokok yang didefinisikan dengan teliti dan jelas.
Kepribadian.
Paandangannya
yang luas dan menyeluruh megenai kepribadian, Nampak pada kenyataan bahwa
pendapatnya banyak mengadung persamaan dengan berbagai definisi dalam lapangan
ini, terlebih-lebih pendapatnya itu banyak sekali persamaannya dengan pendapat Allport ia memberikan definisi
kepribadian. Corak khasnya tentang pendapatnya ialah dinyatakan secara
eksplesit tentang faktor somatic.
Perhatin terhadap faktor konsitutional ini timbul dari pengalaman praktis dalam
tugasnya yang sering menggunakan tubuh manusia sebagai variable kepribadian
yang relevan.
Hal
yang sentral dalam pandangannyamengenai tingkah laku adalah pengertian sifat
dan type. Dia memberikan definisi
tentang sifat secara sederhana sekali, yaitu hanya sebagian observed constellation of individual action-tendenci.
Dengan kata lain, suatu sifat hanyalah suatu keajegan yang Nampak diantara
kebisaan-kebisaan atau tindakan-tindakan yang diulangi daripada sisubyek.
Sedang suatu type diberinya definisi
sebagian oserved constallations or syndrome of
traitis. Jadi type lebih luas
daripada sifat dan mencakup sifat sebagai komponennya.
Struktur.
Tentang
hal struktur kepribadian, ia berpendapat bahwa kepribadian tersusun atas
tindakan-tindakan, diposisi-diposisi yang terorganisir dalam susunan hierarki
berdasarkan atas keumuman dan kepentingannya diperurut dari yang paling tinggi
dan paling mencakup keying paling rendah dan paling umum adalah sebagai
berikut:
a.
Type,
b.
Trait
c.
Habitual
response,
d.
Specific
response
Keempat
macam deskripsi mengenai kepribadian ini bersangkuta dengan keempat macam
faktor dalam analisis faktor, yaitu:
Type, bersangkutan dengan general
faktor, Trait, bersangkutan dengan group faktor, Habitual response bersangkutan
dengan sepesial faktor, dan Spesific
response bersangkutan dengan error
factor. Demikian juga halnyadengan bidang kognitif atau intelaektual,
terdapat organisasi yang hierargis semacam itu, yaitu
· Ideology
· Attitude
· Habitual opinion, dan
· Specific opinion
Isi
dari deskripsi keempat diatas, yaitu: a). specific
response, yaitu tindakaan atau response yang terjadi pada suatu kejadian
tertentu. Jadi khusus sekali. b). habitual
response, yaitu respon-respon yang berulang-ulang terjadijika individu
menghadapi kondisi atau situasi yang sejenis. c). Trait, yaitu sementara habitual
response yang saling berhubungan satu sama lain yang cenderung ada pada
individual tertentu. d). Type, yaitu
organisasi di dalam individu yang lebih umum. Dari kekempat hal ini yang
mendapat sorotan cukup banyak dari Eysenck adalah pengertian trait dan type.
Sifat-sifat
kepribadian. Walaupun ia membuat definisi-definisi,
namun sedikit sekali ia memberikan uraian secara mengunsur mengenai hal
tersebut. Perhatian pokoknya tertuju kepada dimensi-dimensi dasar atau type-type kepribadian. Namun apabila
meliha uraiannya sebenarnya dia juga memberikan perhatiannya kepada soal sifat
itu, hanya tidak secara eksplesit disebutkan demikian.
Selanjutnya
menurut Eysenck, supaya ada gunannya. Sifat itu harus didefinisikan secara
operasional atau disertai prosedur
pengukuran tertentu. adapun kegunaan sifat-sifat itu, pertama, tema dapat di kemukakan pada
perannya untuk membuat identifikasi daripada dimensi-dimensi dasar atau type-type kepribadian, dan sebab pada
dasarnya penyanderaan yang teliti mengenai sifat-sifat.
Type-type
kepribadian.
Secara
keseluruhan dapat kita lihat bahwa research
Eysenck diarahkan kepada suatu tujuan utama yaitu, menemukan dimensi-dimensi
primer daripada kepribadian yang akan memungkinkan penyusunan Typologi yang cukup baik dan tahan uji. Penyelidikan
Eysenck banyak dibimbing oleh dasar=-dasar teoritis yang dirumuskan oleh
Kertschmer dan Jung, sedang hasil daripada penyelidikan tersebut kebanyakan
memperkuat dasar teoritis yang berasal dari Jung, tetapi gagal dalam mencari
kesesuaian dengan ramalan-ramalan yang dilandaskan pada teori Kertschmer. Dalam
penyelidikan yang dilakukan terhadap 10.000 orang yang normal dan neuritis yang
dilangsungkan selama perangdunia ke II, Eysenck menemukan dua variable fundamental.
Penyelidikan ini dimulai terhadap 700 orang tentara yang neurotisisem dan intrivesrion-extraversion.
Setelah keduannya dapat ditetapkan, maka diadakanlah penyelidikan yang lebih
luas, untuk menetapkan ciri-ciri dimensi tersebut. Caranya dengan membandingkan
individu-individu yang dimiliki variable yang diselidiki itu dalam taraf tinggi
dan rendah dalam tingkah laku mereka pada berbagai pengukuran yang bebas. Dari penyelidikan
itu diperoleh penyanderaan yang kompleks dan lengkap daripada individu-individu
yang mempunyai kedua variable diatas, secara ekstrim. Variable pertama yang
didapat diselesaikan adalah variable yang menggambarkan contrast antara introversi dan ekstroversi. Penemuan ini dianggapnya merupakan kesesiaian dan
pembuktian, daripada konsepsi teoritis yang telah dirumuskan oleh C. G. Jung. Sebagai
hasil akhir dari penyelidikan itu, ia membuat penyanderaan mengenai intorovers dan ekstovers itu sebagai mana pendapat Jung.
Sumber:
Agus.
Halem. Taufik. Psikologi Kepribadian.edisi
ketujuh
Komentar
Posting Komentar