Ciri-ciri filsafat
Ciri-ciri filsafat
Menurut Clarence L. Lewis seorang ahli logika
mengatakan bahwa filsafat itu sesungguhnya suatu proses refleksi dari
bekerjanya akal. Sedangkan sisi yang terkandung dalam proses refleksi adalah
berbagai kegiatan/problema kehidupan manusia. Tidak semua kegiatan atau
berbagai problema kehidupan tersebut dikatakan sampai pada derajat pemikiran
filsafat, tetapi dalam kegiatan atau problema yang terdapat beberapa ciri yang
dapat mencapai derajat pemikiran filsafat adalah sebagai berikut :
Umum atau universal Pemikiran filsafat mempunyai kecenderungan sangat umum
dan tingkat keumumannya sangat tinggi. Karena pemikiran filsafat tidak
bersangkutan dengan objek–objek khusus, akan tetapi bersangkutan dengan konsep–konsep
yang sifatnya umum. Misalnya tentang manusia, tentang keadilan, tentang
kebebasan, dan lain–lain.
Tidak factual atau spekulatif. Maksudnya filsafat itu membuat dugaan– dugaan yang
masuk akal mengenai sesuatu dengan tidak berdasarkan pada bukti. Hal ini
sebagai suatu hal yang melampaui tapal batas dari fakta–fakta pengetahuan
ilmiah. Jawaban yang didapat dari dugaan–dugaan tersebut sifatnya juga
spekulatif. Hal ini bukan berarti bahwa pemikiran filsafat itu tidak ilmiah,
akan tetapi pemikiran filsafat itu tidak termasuk dalam lingkupn kiwenangan
ilmu khusus.
Berkaitan dengan nilai. C. J. Ducasse mengatakan bahwa filsafat merupakan usaha
untuk mencari pengetahuan berupa fakta–fakta yang disebut penilaian. Yang
dibicarakan dalam penilaian adalah tentang baik buruk, dan akhirnya filsafat
filsafat sebagai suatu usaha untuk mempertahankan nilai. Selanjutnya, Ducasse
menyatakan bahwa tugas filsafat dewasa ini memberikan patokan–patokan dan
membicarakan persoalan–persoalan moral yang disajikan pada manusia oleh
lingkungan sosialnya.
Berkaitan dengan arti. Seperti telah diuraikan sebelumnya, nilai selalu
dipertahankan dan dicari. Sesuatu yang bernilai tentu di dalamnya penuh dengan
arti. Agar para filosof dalam mengungkapkan ide – idenya penuh dengan arti,
maka para filosof harus dapat menciptakan kalimat – kalimat yang logis dan
bahasa ilmiah yang tepat. Yang itu semua berguna untuk menghindari kesalahan
fikir ataupun sesat dalam pemikirannya.
Implikatif. Pemikiran filsafat yang baik dan terpilih selalu mengandung implikasi
(akibat logis). Dari implikatif tersebut diharapkan akan mampu melahirkan
pemikiran baru sehingga akan terjadi proses pemikiran yang dinamis dari tesis
ke anti tesis kemudian sintesis, dan seterusnya...sehingga tidak ada habisnya.
Pola pemikiran yang implikatif (dialektis) akan dapat menuburkan intelektual.
Dari ke empat
ciri-ciri tersebut saling berkaitan atau saling keterkait dalam berfikir
filsafat. Intinya berfikir filsafat adalah mencari kejelasan berarti harus
berjuang dengan gigih untuk mengeliminasi segala sesuatu yang tidak jelas, yang
bersifat bstrak, bahkan juga serta rahasia dan berupa teka-teki. Tanpa
kejelasan, filsafat pun akan menjadi yang mistik, serba rahasia, kabur, gelap
dan tak mungkin dapat menggapai kebenaran. Jadi berfilsafat merupakan suatu
perjuangan untuk mendapatkan kejelasan kebenaran pengertian dan kejelasan
seluruh realitas. Perjuangan mencari kejelasan itu adalah satu sifat dasar
filsafat.
Referensi:
Asmoro
Achmadi. Filsafat Umum. Rajawali Pers. Jakarta: 2010. Diperoleh
dari
Raksa, Aji.2011. ciri-ciri pemikiran filsafat. Diperoleh dari http://ajiraksa.blogspot.co.id
Komentar
Posting Komentar