Dilaektik Menurut Marximus
Dilaektik Menurut Marximus
Dialektik
materialisme didirikan oleh Marx dan Engels. Secara ontologis, materialisme
menerirma “tanpa syarat” bahwa materi, alam, dan dunia observable sebagai nyata pada dirinya sendiri, realitas ini bukan
berasal dari sumber supernatural atau transendental
apapun, juga keberadaanya tidak bergantung pada kesadaran baik secara temporal
maupun secara logis dalam artian bahwa kesadaran tidak pernah tampak kecuali
sebagai sebuah perkembangan dari materi (Runes, ed: 80). Materialisme menganut
pandangan keutamaan materi. sebaliknya idealisme, mengutamakan kesadaran.
Theisme, yang menyatakan bahwa materi diciptakan oleh sebuah kesadaran
supranatural (ilalahi), dianggap merupakan bentuk utama dari idealisme (Wood,
1967: 2150).
Ruang
dan waktu dipandang sebagai bentuk-bentuk dari keberadaan materi. istilah
dialektik mengekspresikan kesaling-berkaitan dinamis dari benda-benda,
universitas perubahan dan karakter radikalnya: segala hal yang termasuk kedalam
jenis apapun dari realitas adalah dalam proses self-transformation, Karena fakta bahwa kandungannya terbentuk oleh
faktor-faktor yang bertentangan atau kekuatan-kekuatan gerakan internal yang
menginterkoneksi segala hal, mengubah setiap hal menjadi suatu yang lain.
materialisme menolak adanya perubahan yang non-dialektik juga mekanisme
metafisika dalam arti ontologi idealistis (Runes, ed.: 80).
Materialis
dialektik juga menuntut bahwa pemikiran memiliki
hubungan terbatas tertentu dengan materi, berperan sebagai ‘image’ dari materi atau ‘reflection’, pantulannya. Dunia
kesadaran adalah dunia material yang ‘beralih rupa menjadi bentuk-bentuk
pemikiran’ (Wood, 1967: 2150).
Bagaimanapun,
dialektik materilais menegaskan bahwa hukum-hukum fundamental yang mengatur
materi juga kesadaran adalah dialektis dalam artian sebagaimana istilah ini
digunakan dalam filsafat G.W.F. Hegal. Posisi ini membedakan materialis
dialektis dengan materialis lainnya. itulah mengapa tuduhan yang paling umum
dari materialis dialektis terhadap aterialis metafisika adalah bahwa ia
mengabaikan hakikat depelovmental
yang fundamental dari materi, bahwa ia mencoba mereduksi semua perubahan
menjadi perubahan fundamental (Wood, 1967: 20150). Hukum dialektis ini dipandang sebagai beroperasi secara berkaitan erat, seperti ketika 'negasi' adalah hasil dari kecenderungan-kecenderungan yang antagonistik atau kontradiktif, yang demikian mengubahnya menjadi sesuatu yang berbeda secara kualitatif. pemikiran dielaktis mencoba menjelaskan perubahan sebagai hasil dari konflik-konflik yang muncul dari esensi. sesuatu yang terpecahkan ketika esensinya tertranformasi dan ia mencapai sebuah tahapan baru dari perkembangannya. ide ini sering disajikan oleh juru bicara populer dialektika.
Dikutip
dari:
Kusuma,
Dharma dan Ibrahim, Teguh. 2016. Struktur
Fundamental Pedagogik. Bandung: Refika Ferdianto
Komentar
Posting Komentar