FILSAFAT MASA LAMPAU
“Filsafat
Masa Lampau (Yunani Kuno)”
Periode
filsafat Yunani merupakan periode penting sejarah peradaban manusia karena pada
waktu itu terjadi perubahan pola pikir manusia dari mite-mite menjadi yang
lebih rasional. Pola pikir mite-mite adalah pola pikir masyarakat yang sangat
mengandalkan mitos untuk menjelaskan fenomena alam, seperti gempa bumi dan
pelangi. Gempa bumi tidak dianggap fenomena alam biasa, tetapi Dewa Bumi yang
sedang menggoyangkan kepalanya. Namun, ketika filsafat diperkenalkan, fenomena
alam tersebut tidak lagi dianggap sebagai aktivitas dewa, tetapi aktivitas alam
yang terjadi secara kausalitas. Perubahan pola pikir tersebut kelihatannya
sederhana, tetapi implikasinya tidak sederhana karena selama ini alam ditakuti
dan dijauhi kemudian didekati bahkan dieksploitasi. Manusia yang dulunya pasif
dalam menghadapi fenomena alam menjadi lebih proaktif dan kreatif, sehingga
alam dijadikan objek penelitian dan pengkajian. Dari proses ini kemudian ilmu
berkembang dari rahim filsafat, yang akhirnya kita nikmati dalam bentuk
teknologi. Karena itu, periode perkembangan filsafat Yunani merupakan poin
untuk memasuki peradaban baru umat manusia.
Pada masa ini manusia masih menggunakan batu
sebagai peralatan. Oleh karena itu, zaman pra Yunani Kuno disebut juga Zaman
Batu yang berkisar antara empat juta tahun sampai 20.000 tahun. Antara abad
ke-15 sampai 6-SM, manusia telah menemukan besi, tembaga, dan perak untuk
berbagai peralatan. Abad kelima belas Sebelum Masehi peralatan besi
dipergunakan pertama kali di Irak, tidak di Eropa atau Tiongkok. Pada abad ke-6
SM di Yunani muncul lahirnya filsafat. Timbulnya filsafat di tempat itu disebut
suatu peristiwa ajaib (the greek miracle).
Ada beberapa faktor yang sudah mendahului dan seakan-akan mempersiapkan
lahirnya filsafat di Yunani.
Pada bangsa Yunani, seperti juga pada
bangsa-bangsa sekitarnya, terdapat suatu mitologi yang kaya serta luas.
Mitologi ini dapat dianggap sebagai perintis yang mendahului filsafat, karena
mite-mite sudah merupakan percobaan untuk mengerti. Mite-mite sudah memberi
jawaban atas pertanyaan yang hidup dalam hati manusia: dari mana dunia kita?
Dari mana kejadian dalam alam? Apa sebab matahari terbit, lalu terbenam lagi?
Melalui mite-mite, manusia mencari keterangan tentang asal usul alam semesta
dan tentang kejadian-kejadian yang berlangsung di dalamnya. Mite jenis pertama
yang mencari keterangan tentang asal usul alam semesta sendiri biasanya disebut
mite kosmogonis, sedangkan mite jenis kedua yang mencari keterangan tentang
asal usul serta sifat kejadian dalam alam semesta disebut mite kosmologis.
Khusus pada bangsa Yunani ialah mereka mengadakan beberapa usaha untuk menyusun
mite-mite yang diceritakan oleh rakyat menjadi suatu keseluruhan yang
sistematis. Dalam usaha itu sudah tampaklah sifat rasional bangsa Yunani.
Karena dengan mencari suatu keseluruhan yang sistematis, mereka sudah
menyatakan keinginan untuk mengerti hubungan mite-mite satu sama lain dan
menyingkirkan mite yang tidak dapat dicocokkan dengan mite lain.
Pengaruh Ilmu Pengetahuan yang pada waktu itu
sudah terdapat di Timur Kuno. Orang Yunani tentu berutang budi kepada
bangsa-bangsa lain dalam menerima beberapa unsur ilmu pengetahuan dari mereka.
Demikianlah ilmu ukur dan ilmu hitung sebagian berasal dari Mesir dan Babylonia
pasti ada pengaruhnya dalam perkembangan ilmu astronomi di negeri Yunani.
Namun, andil dari bangsa-bangsa lain dalam perkembangan ilmu pengetahuan Yunani
tidak boleh dilebih-lebihkan. Orang Yunani telah mengolah unsur-unsur tadi atas
cara yang tidak pernah disangka-sangka oleh bangsa Mesir dan Babylonia. Baru
pada bangsa Yunani ilmu pengetahuan mendapat corak yang sungguh-sungguh ilmiah.
Beberapa
filsuf pada masa itu antara lain:
1.
Thales (625-545 SM)
Thales
adalah seorang saudagar yang banyak berlayar ke negeri Mesir, ia juga seorang
ahli politik yang terkenal di Miletos saat itu masih ada kesempatan baginya
untuk mempelajari ilmu matematik dan astronomi. Ada yagn mengatakan bahwa
Thales mempergunakan kepintarannya itu sebagai ahli nujum. Karena pada suatu waktu
ia pernah meramalkan aka nada gerhana matahari pada bulan itu dan tahun itu dan
ramalan itu benar. Hal itu menyatakan bahwa ia mengetahui ilmu matematik orang
Babilonia yang sangat tersohor pada waktu itu.
Dengan
jala berfikir Thales mendapat keputusan tentang soal besar yang senantiasa
mengikat perhatian; apa asal alam itu? Apa yang menjadi sebab penghabisan dari
segala yang ada? Berdasarkan pengalamannya sehari-hari dijadikanlah pikirannya
untuk menyusun bangun alam sebagai orang pesisir ia dapat melihat bahwa air
laut menjadi smber hidup. Thales pula kemegahan air laut yang menjadikan ia
takjub. Demikianlah laut meyebarkan bibit seluruh dunia yang menjadi dasar
penghidupan. Pandangan pikirannya menyatukan semua pada air.
2.
Anaximandros (640-547)
Anaximandros
adalah salah satu murid Thales. Anaximandros adalah seorang ahli astronomi dan
ilmu bumi. Meskipun oa murid Thales namun ia mempunyai prinsip dasar alam satu
akan tetapi bukanlah dari jenis benda alam seperti air sebagai mana yang
dikatakan oleh gurunya.
Prinsip
dasar alam haruslah dari jenis yang tak terhuitung dan tak terbatas yang oleh
dia disebut Apeiron yaitu zat yang tak terhingga dan tak terbatas dan tidak
dapat dirupakan tidak ada persamaannya dengan apapun. Meskipun tentang teori
asalm kejadian alam tidak begitu jelas namun dia adalah seorang yang cakap dan
cerdas dia tidak mengenal ajaran Islam atau yang lainnya.
3.
Anaximenes (585-494 SM)
Menurut
Anaximenes prinsip yang merupakan asal usul segala sesuatu adalah udara. Udara
melahirkan semua benda dalam alam semesta ini karena suatu proses “pemadatan
dan pengeceran”, kalau udara semakin bertambah maka muncullah berturut-turut
angin, air, tanah dan akhirnya batu. Sebaliknya kalau udara itu menjadi encer
yang timbul adalah api.
Pandangan
Anaximenes tentang susunan jagat raya pasti merupakan kemunduran dibandingkan
dengan Anaximandros. Menurut Anaximenes bumi yang berupa meja bundar katanya
melayang diatas udara. Demikian pun matahari, bulan dan bintang-bintang.
Badan-badan jasad raya itu tidak terbenam dibawah bumi sebagaimana yang
dipikirkan Anaximandros tetapi mengelilingi bumi yang datar itu, matahari
lenyap pada waktu malam karena tertutup dibelakang bagian-bagian tinggi.
4.
Pythagoras (580-500 SM)
Pythagoras
lahir dipulau Samos yang termasuk daerah Ionia dalam kota ini Pythagoras
mendirikan suatu tarekat beragama yang sifat-sifatnya akan dibicarakan di bawah
ini. Tarekat yang didirikan Pythagoras bersifat religious, mereka menghomati
dewa Apollo.
Menurut
kepercayaan Pythagoras manusia asalnya tuhan jiwa itu adalah penjelmaan dari
tuhan yang jatuh kedunia karena berdosa dan dia akan kembali kelangit kedalam
lingkungan tuhban bermula, apabila sudah habis dicuci dosanya itu, hidup
didunia ini adalah persediaan buat akhirat. Sebab itu semula dari sini
dikerjakan hidup untuk hari kemudian. Pythagoras tersebut juga sebagai ahli
pikir. Terutama dalam ilmu matematik dan ilmu berhitung. Falsafah pemikirannya
banyak diilhami oleh rahasia angka-angka. Dunia angka adalah dunia kepastian
dan dunia ini erat hubungannya dengan dunia bentuk. Dari sini dapat dilihat
kecakapannya dia dalam matematik mempengaruhi terhadap pemikiran filsafatnya
sehingga pada segala keadaan ia melihat dari angka-angka dan merupakan paduan
dari unsure angka.
5.
Heraklitosn (540-480 SM)
Ia
lahir dikota Ephesos diasi minor, ia mempunyai pendangan yang berbeda dengn
filosof-filosof sebelumnya. Ia menyatakan bahwa asal segala suatu hanyalah satu
yakni api. Ia memandang bahwa api sebagai anasir yang asal
pandangannyasemata-mat tidak terikat pada alam luaran, alam besar, seperti
pandangan filosof-filosof Miletos.
Segala kejadian didunia ini
serupa dengan api yang tidak putusnya dengan bergantu-ganti memakan dan
menghidupi dirinya sendiri segala permulaan adalah mula dari akhirnya. Segala
hidup mula dari pada matinya. Didunia ini tidak ada yang tetap semuanya
mengalir. Tidak sulit untuk mengerti apa sebab Heraklitos memilih api. Nyala
api senantiasa memakan bahan bakar yang baru dan bahan bakar itu dan berubah
menjadi abu dan asap. Oleh karena itu api cocok sekali untuk melambangkan suatu
kesatuan dalam perubahan.
Pada
Umumnya pemikiran teoritis it memiliki kaitan yang erat dengan lingkungan
tempat pemikiran itu dilakukan dan pemikiran teoritis itu permulaan
lahirnya filsafat di Yunani pada abad ke-6 sebelum masehi da Yunani merupakan
tempat dimana pemikiran ilmiah mulai tumbuh dan pada zaman itu lahirlah para
pemikir yang mengarah dan menyebabkan filsafat itu dilahirkan.
Zaman
Yunani Kuno dipandang sebagai zaman keemasan filsafat, karena pada masa ini
orang memiliki kebebasan untuk mengungkapkan ide-ide atau pendapatnya. Yunani
pada masa itu dianggap sebagai gudang ilmu dan filsafat, karena Bangsa Yunani
pada masa itu tidak lagi mempercayai mitologi-mitologi. Bangsa Yunani juga
tidak dapat menerima pengalaman yang didasarkan pada sikap receptive attitude
(sikap menerima begitu saja), melainkan menumbuhkan sikap an inquiring attitude
(suatu sikap yang senang menyelidiki sesuatu secara kritis). Sikap belakangan
inilah yang menjadi cikal bakal tumbuhnya ilmu pengetahuan modern. Sikap kritis
inilah menjadikan bangsa Yunani tampil sebagai ahli pikir terkenal sepanjang
masa.
Website:
Anonim.2009. zaman perkembangan filsafat.
Diperoleh dari
Pustakawan,
Adi.2013. tokoh-tokoh
filsafat yunani kuno. Diperoleh dari
Komentar
Posting Komentar