Tuhan Menurut Pandangan Poulo Freire
Tuhan Menurut Pandangan Poulo
Freire
Tuhan adalah dzat yang menyiptakan alam
semesta,yang maha kuasa dan mengatur segalanya.tiada sesuatu yang menyerupainya
dan dia tidak butuh kepada makhluqnya. Tuhan adalah dzat yang esa. Esa disini
sudah menyangkup hal diatas,bukan hanya tertumpu kepada dzatnya
sendiri.Tuhan tidaklah merasakan sakit seperti apa yang dirasakan
makhluqnya,dan tidak lapar serta tidak mengantuk dan lelah,karena hal itu semua
ada karena diciptakan tuhan sebagai qadrat makhluq (Manusia.Jin dan Hewan).
Tuhan menurut Poulo Freire. Poulo
Freire mengakui keberadaan Tuhan dan ia tidak percaya takdir yang predetermined yang membuat manusia hanya
berpangku tangan dalam berhadapan dalam sejarah. Dunia (budaya), sejarah,
sepenuhnya ditangan manusia tidak ada campur tangan Tuhan dalam penciptaan
dunia ini. Tuhan baginya, membuatnya termotivasi menghampiri kaum tertindas.
Hal ini mengimplikasikan Tuhan adalah wujud bermoral. Ia berdo’a pula pada
Tuhan-mengimlikasikan Tuhan yang mahakuasa melakukan intervensi atas
kejadian-kejadian didunia. Ini dapat diintervrestasi sebagai berkonflik dengan
pandangannnya bahwa dunia sepenuhnya berada dalam genggaman tangan manusia.
Freire tidak banyak mengungkapkan pikiran-pikiranya tentang agama atau Tuhan.
Karena itu sulit untuk menyimpulkan sifat-sifat Tuhan menurut Freire. Tetapi
sentral sekali pandangannyabahwa penciptan dunia, sejara, adalah urusan manusia
senenuhnya. Ia menolak keras fatalism masyarakat Brazil yang berserah diri pada
nasi, menyerahkan diri pada Tuha, padahal seharusnya menadi tanggung jawab
sendidri. Respon dan analisis Freire terhadap fenomena fatalism masyarakat tani
Brazil memperlihatkan bahwa manusia memiliki otonomi atas dunia atau atas
sejarah kehidupannya. Salah satu esensi fatalism adalah sikap berpangku tangan
manisiaatas nasibnya, karena tanggung jawab atas nasib manusia ditangan Tuhan,
bukan ditangan manusia sendiri. Ini
sebuah bentuk penyerahan tanggung jawab manusia kepada Tuhan; yang seharusnya
tanggung jawab itu berada digenggaman manusia.
Manusia
otonom, dengan otonominya ini, sebagai subjek, manisia bersama manusia lainnya
harus mengintervrestasi secara kritis perjalanan sejarah mereka. Ini bukan
takdir atau nasib atau keberuntungan. Jika disebuah momen sejarah terdapat organized disordered, ini bukan takdir
Tuhan, manusia harus mengintervensinya agar keadaan disorvered ini menjadi ordered.
Tuhan tidak menciptakan nasib manusia, tetapi tuhan memberikan otonomi kepada
manusia untuk menciptakan nasibnya sendiri. Manusia adalah subjek terbatas.
Jadi menurut Fereire dengan kritik fatalism maka Tuhan adalah penciptaan alam
semesta, tetapi tidak nasib atau sejarah kehidupan manusia. Peranan Tuhan bagi
freire, tampak sebagai penyedia motivasi baginya untuk mengabdikan diri sebagai
pendidik, tuhan tidak mendirikkan perjalanan sejarah karena manusia memiliki
kemampuan rasional, Tuhan tidak berkepentingan dengan kesejahteraan manusia, dan
tidak adanya pemunculan illalahi.
Dikutip
dari:
Kusuma,
Dharma dan Ibrahim, Teguh. 2016. Struktur
Fundamental Pedagogik. Bandung: Refika Ferdianto
Penulis.
2013. Pengertian tuhan dan teori
ketuhanan. Diperoleh dari http://misteri-mumin.blogspot.co.id
Komentar
Posting Komentar