Pendidikan Keluarga Sebagai Peletak Dasar Pembentukan Kepribadian Anak

Pendidikan Keluarga Sebagai Peletak Dasar Pembentukan Kepribadian Anak


Keluarga adalah salah satu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup bersama sebagai satu kesatuan atau unit masyarakat terkecil dan biasanya selalu ada hubungan darah, ikatan perkawinan atau ikatan lainnya, tinggal bersama dalam satu rumah yang dipimpin oleh seorang kepala keluarga dan makan dalam satu periuk.
Keluarga yang menghadirkan anak kedunia ini, secara kodrat bertugas mendidik anak itu. Sejak kecil, sianak hidup, tumbuh dan berkembang didalam keluarga itu. Orang tua dengan secara tidak direncanakan menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang diwarisi dari nenek moyang dan pengaruh-pengaruh lain yang diterimanya dari masyarakat. Sianak menerima dengan daya menirunya, dengan senang hati sekalipun ia tidak menyadari apa maksud dan tujuan yang ingin dicapai dengan pendidikan itu. Kebiasaan-kebiasaan tertentu yang diinginkan untuk dapat dilakukan anak, ditanamkan benar-benar, sehingga seakan-akan tidak boleh tidak dilakukan oleh sianak.
Dengan demikian sianak akan membawa kemanapun juga pengaruh keluarganya itu, sekalipun itu sudah mulai berfikir lebih jauh lagi. Makin besar sianak, pengaruh itu semakin luas sampai akhirnya seluruh lingkungan hidupnya, apakah itu dareah pantai, pegunungan, ataupun hutan mempengaruhi seluruhnya keidupan dan prilaku anak itu. Inilah yang menbuktikan bahwa anak didalam perkembangan pribadinya, dipengaruhi oleh lingkungannya. Pengaruh itu tidak akan dapat hilang begitu saja, sekalipun pada waktu besarnya sianak telah meninggalkan lingkungan itu dan hidup dilingkungan yang lain.
Didalam hal ini, tentu saja peranan ayah dan ibu, sangat menentukan justru mereka berdualah yang memegang tanggung jawab seluruh keluarga. Merekalah yang menentukan keluarga itu akan dibawa, warna apa yang harus diberikan kepada keluarga itu, isi apa yang akan diberikan kedalam keluarga tersebut. Dan itu ditentukan oleh orang tua, dan anak sebelum dapat bertanggung jawab sendiri, masih sangat menggantung diri, masih meminta isi, bakat, cara bertindak terhadap sesuatu, cara berfikir, tersebut dari orang tuanya. Kebanyakan mereka meniru apa yang dilakukan oleh orang tuanya.
Dengan demikian jelas betapa mutlaknya orang tua harus bertindak seiya-sekata, seazas dan setujuan seirama dan bertujuan dan bersama-sama terhadap anaknya. Perbedaan sedikit saja akan membuat sianak ragu-ragu, yang manakhah yang harus dianutnya  dari kedua orang tua itu. Tetapi peran ayah disini tidak sepenuhnya karena ayah memiliki kewajiban lain yaitu mencari nafkah, dan ini menjadi tugas si ibu untuk mengurusnya. Karena ibu yang mengandung, melahirkan dan menyusui dan sebagian besar hidup sianak bergantung pada ibu. Ini sebabnya mengapa dikatakan surga dibawah telapak kaki ibu, yang artinya sebagian dari prilaku sianak adalah ditentukan oleh contoh dan prilaku si ibu. Jejak kaki ibu sangat berpengaruh bagi perkembangan pribadi anak, dari pertama dilahirkan hingga ia dapat berjalan sendiri.
Inilah mengapa orang Jawa mengatakan bahwa “kacang, mangsa tinggala lanjaran” yang artinya tidak mungkin sianak melakukan apa saja yang dicontohkan sejak kecil.
Jadi dengan demikian dapat di sadari betapa pentingnya peranan keluarga sebagai peletak dasar pola pembentukan kepribadian anak tersebut. Sedangkan lembaga-lembaga pendidikan yang lain. tinggal lah memberikan isinya saja, untuk selanjutnya akan ditentukan sendiri bentuk dan warnanya oleh anak itu sendiri, sesuai dengan kemampuan, kekatan dan kreasi sianak itu dalam pertumbuhan dan perkembangannya lebih lanjut.  

Referensi:
Agus. Halem. Taufik. Psikologi Kepribadian.edisi ketujuh

                        

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pemikiran Richard L. Lanigan

Fungsi Batin Terhadap Pembentukan Kepribadain

Pertanyaan Filsafat Imanuel Kant