Manfaat Mempelajari Filsafat

Manfaat Mempelajari Filsafat

Menurut Harold H. Titus, filsafat adalah suatu usaha untuk memahami alam semesta, maknanya dan nilainya. Dr. Oemar A. Hosein mengatakan: Ilmu memberi kepada kita pengetahuan, dan filsafat memberikan hikmah. Filsafat memberikan kepuasan kepada keinginan manusia akan pengetahuan yang tersusun dengan tertib, akan kebenaran. S. Takdir Alisyahbana menulis dalam bukunya: Pembimbing ke Filsafat Metafisika, filsafat itu dapat memberikan ketenangan pikiran-pikiran dan kematangan hati, sekalipun menghadapi maut. Radhakrishnan dalam bukunya, History of Philosophy menyebutkan: Tugas filsafat bukanlah sekedar mencerminkan semangat masa ketika kita hidup, melainkan membimbingnya maju. Fungsi filsafat adalah kreatif, menerapkan nilai, menerapkan tujuan, menentukan arah dan menuntun pada jalan baru. Berbeda dengan pendapat Soemadi Soejabrata, yaitu mempelajari filsafat adalah untuk mempertajam pikiran maka H. De Vos berpendapat bahwa filsafat tidak hanya cukup diketahui, tetapi harus dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan filsafat adalah mencari hakikat kebenaran sesuatu, baik dalam logika (kebenaran berpikir), etika (berperilaku), maupun Metafisika (hakikat keaslian).
Manfaat mempelajari filsafat ada bermacam-macam. Namun sekurang-kurangnya ada 4 macam faedah, yaitu :
1.  Agar terlatih berpikir serius
2.  Agar mampu memahami filsafat
3.  Agar mungkin menjadi filsafat
4.  Agar menjadi warga negara yang baik
 Berfilsafat ialah berusaha menemukan kebenaran tentang segala sesuatu dengan menggunakan pemikiran secara serius. Plato menghendaki kepala negara seharusnya filosuf. Belajar filsafat merupakan salah satu bentuk latihan untuk memperoleh kemampuan memecahkan masalah secara serius, menemukan akar persoalan yang terdalam, menemukan sebab terakhir satu penampakkan.
Dengan uraian diatas jelaslah bagi kita bahwa secara kongkrit manfaat mempelajari filsafat adalah :
1. Filsafat menolong mendidik,
2. Filsafat memberikan kebiasaan dan kepandaian untuk melihat dan memecahkan persoalan-persoalan dalam hidup sehari-hari.
3. Filsafat memberikan pandangan yang luas
4. Filsafat merupakan latihan untuk berpikir sendiri
5. Filsafat memberikan dasar,-dasar, baik untuk hidup kita sendiri (terutama dalam etika) maupun untuk ilmu-ilmu pengetahuan dan lainnya, seperti sosiologi, Ilmu jiwa, ilmu mendidik, dan sebagainya.
Filsafat telah mengajarkan kita untuk lebih mengenal diri sendiri secara totalitas, sehingga dengan pemahaman itu dapat dicapai hakikat manusia itu sendiri dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya. Filsafat mengajarkan kita untuk berpikir serius, berpikir secara radikal, mengkaji sesuatu hingga ke akarnya. Berfilsafat adalah berusaha menemukan kebenaran tentang segala sesuatu dengan menggunakan pemikiran secara serius. Kemampuan berpikir serius diperlukan oleh orang biasa, terlebih lagi bagi orang-orang yang memegang posisipenting dalam membangun dunia, memimpin masyarakat, menjadi penguasa dalam pemerintahan. Kemampuan berpikir serius itu, mendalam adalah satu cirinya, ini tidak akan dimiliki tanpa melalui latihan. Belajar berfilsafat merupakan salah satu bentuk latihan untuk memperoleh kemampuan berpikir serius. Kemampuan ini akan memberikan bekal berharga dalam upaya memecahkan masalah secara serius, menemukan akar persoalan yang mendalam, dan menemukan sebab terakhir suatu penampakan.
Filsafat mengajarkan tentang hakikat alam semesta. Pada dasarnya berpikir filsafat ialah berusaha untuk menyusun suatu sistem pengetahuan yang rasional dalam rangka memahami sesuatu, termasuk diri manusia itu sendiri. Dengan kemampuan berpikir serius, seseorang mungkin saja akan mampu menemukan rumusan baru dalam mnyelesaikan masalah-masalah dunia dan alam sekitarnya. Mungkin itu beruppa kritik, mungkin juga berupa usul. Apabila argumentasinya kuat, maka kritik dan usul tersebut bisa menjadi suatu sistem pemikiran.
Filsafat mengajarkan tentang hakikat Tuhan. Studi tentang filsafat seyogyanya dapat membantu manusia untuk membangun keyakinan keagamaannya secara matang berdasarkan intelektual, bukan hanya sekedar mengikuti dogma yang ditanamkan padanya. Dengan pemahaman yang mendalam dan dengan daya nalar yang tajam, maka manusia akan sampailah kepada kekuasaan yang mutlak, yaitu Tuhan. Maka dengan filsafat, nash atau ajaran-ajaran agama dapat dijadikan sebagai bukti untuk membenarkan akal. Atau sebaliknya, dengan filsafat dapat dijadikan untuk membenarkan nash atau ketentuan agama.
Menurut Asmoro Achmadi (2005) dengan mempelajari filsafat  manusia akan dibekali suatu kebijaksanaan yang di dalamnya memuat nilai-nilai kehidupan yang sangat diperlukan oleh umat manusia.
Sedangkan bagi para pemula, filsafat diharapkan dapat menambah pengetahuan, karena dengan bertambahnya ilmu pengetahuan akan bertambah pula cakrawala pemikiran, cakrawala pandang/pola pikir yang semakin luas. Hal ini mengandung implikasi, bahwa dengan memahami filsafat dapat membantu penyelesaian masalah yang kita hadapi secara bijaksana. 



Referensi:



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pemikiran Richard L. Lanigan

Fungsi Batin Terhadap Pembentukan Kepribadain

Pertanyaan Filsafat Imanuel Kant