Ambisi

Ambisi

Ambisi menurut pengertian Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah keinginan (hasrat, nafsu) yang besar untuk menjadi (memperoleh, mencapai) sesuatu (seperti pangkat, kedudukan), dan pengertian dari berambisi adalah berkeinginan keras mencapai sesuatu (cita-cita, harapan, dan sebagainya.). Ambisi tidak selalu bermakna negatif, tetapi lebih banyak dimaknai secara negatif, ketika seseorang berkeinginan keras memperoleh sesuatu, maka ia dapat mempergunakan cara apa saja untuk mewujudkan keinginannya itu, bahkan dengan cara-cara yang jahat sekalipun.
Di dunia ini ada dua kubu yang memperdebatkan soal ambisi, apakah ambisi itu memiliki pengaruh baik atau buruk terhadap seseorang. Ambisi itu sendiri kalau kita mau sederhanakan adalah dorongan yang dimiliki seseorang untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Bagaimana kita sebagai individu harus bersikap? Menurut pandangan saya, selama ambisi itu berwujud baik maka tak ada yang salah namun sebaliknya bila ambisi itu berwujud tidak baik harap kita dapat mengontrol diri dalam melakukan sesuatu.
Semua orang punya ambisi hanya kadarnya yang berbeda-beda. Ambisi itu suatu dorongan di dalam diri kita yang membuat kita terpacu untuk mengerjakan sesuatu dengan hasil yang baik dan kita mempunyai tujuan di dalam ambisi itu, apa yang ingin kita capai. Sebenarnya ambisi itu sendiri bukan sesuatu yang negatif, cuma akan jadi bermasalah kalau ambisi tersebut berlebihan dan tidak sebanding dengan kekuatan atau pun potensi yang seseorang miliki. Maka orang tersebut tidak bisa melihat lagi realita dengan jelas dan tepat.
Ada berbagai gejala yang bisa dirasakan apabila ambisi terlalu besar, misalnya, gejala fisik yang ditampilkan, berbagai penyakit yang diakibatkan oleh stres, seperti jantung, lambung, liver, sakit kepala yang sulit dijelaskan secara medis, gejala kejiwaan, seperti tadi diungkapkan orang tidak bisa melihat realita dengan tepat karena sering kali orang ini hidup dalam alam yang tidak nyata, bisa juga menderita gangguan kejiwaan, perilaku, yang nampak nyata dari mereka ini misalnya ada yang suka omong besar, dalam persaingan dia takut bersaing, dia berusaha menghalangi kemajuan orang lain dan kalau perlu menyingkirkan orang lain, cepat marah, gampang tersinggung baik di pekerjaan maupun di rumah, penggunaan obat-obatan berlebihan karena ingin lari dari kenyataan, suka melamun, sulit mengendalikan diri dalam hal pengeluaran karena dia berambisi menjadi orang kaya.
Beberapa hal yang kita harus kendalikan dari ambisi supaya bisa mempunyai dampak yang positif. Kita perlu peka terhadap batas-batas kemampuan kita sendiri, perlu secara tajam menganalisa realitas dengan cara pandang yang benar, kita perlu punya suatu tujuan dan misi yang jelas, belajar mencukupkan diri dengan apa yang telah diberikan kepada kita, kita bersyukur dengan pemberian Tuhan untuk kita, mengendalikan ambisi karena biasanya hidup kita itu didasarkan pada kedagingan kita, dalam hal ini kita perlu menundukkan diri kita kepada hukum Roh dan bukan kepada hukum kedagingan.
Akibat ambisi tidak tercapai adalah kekecewaan dan frustrasi, munculnya ambisi karena ada energi yang mendorong untuk berperilaku seperti itu, adakalanya energi di dalam kita itu besar dan sebetulnya perlu penyaluran yang pas, faktor lingkungan juga cukup banyak, misalnya anak-anak yang tumbuh di dalam keluarga yang orang tuanya selalu memacu anak untuk mencapai sesuatu hal yang kadang-kadang terasa tidak mungkin.
Contoh dampak yang akan muncul dalam diri anak akibat harus memenuhi ambisi orang tua adalah: Seperti dikemukakan di atas, dalam diri anak akan juga timbul ambisi yang besar. Anak juga kemudian memanipulasi dan melakukan banyak kebohongan. Anak-anak ini menjadi anak yang cenderung mudah patah semangat karena dia merasa tidak bisa mencapai apa yang ditargetkan oleh lingkungan kepadanya.
Ibrani 13:5, "Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu, karena Allah berfirman Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau," ini jaminan dari Tuhan.

Referensi:


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pemikiran Richard L. Lanigan

Fungsi Batin Terhadap Pembentukan Kepribadain

Pertanyaan Filsafat Imanuel Kant