JURNAL PENGEMBANGAN MEDIA KANTONG PEMBELAJARAN KEROPI BERBASIS MODEL KEPALA BERNOMOR STRUKTUR PADA MATA PELAJARAN IPS

 

PENGEMBANGAN MEDIA KANTONG PEMBELAJARAN KEROPI BERBASIS MODEL KEPALA BERNOMOR STRUKTUR PADA MATA PELAJARAN IPS SDN 2 BOJONGMENTENG

 

Siti Mariyam

PGSD FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

mariiyam333@gmail.com

 

Abstrak. Penelitian bertujuan untuk melihat kelayakan media kantong pembelajaran berbasis model kepala bernomor struktur pada materi peristiwa kemerdekaan Indonesia dan mengeatahui respon siswa terhadap media kantong pembelajaran berbasis model kepala bernomor struktur pada materi peristiwa kemerdekaan Indonesia. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah reasearch & development, dengan desain Brog, W.R and Gall. Penilaian produk untuk media kantong pembelajaran keropi dilakukan oleh 2 ahli antara lain ahli media, dan ahli materi. Sasaran uji coba produk pada siwa kelas V di SDN 2 Bojongmeteng dengan jumlah 24 siswa. Hasil dari penelitian pengembangan alat peraga berupa kantong pembelajaran keropi menunjukan hasil validasi ahli media dengan presentasi sebesar83,16% dan ahli materi sebesar 91,25%. Presentase tersebut termasuk pada interprestasi “sangat layak”. Hasil angket respon siswa menunjukan persentase sebesar 93,59% presentasi tersebut termasuk pada interprestase “sangat layak”.

 

 

                               

Kata Kunci :  Media Kantong Pembelajaran Keropi Berbasis Model Kepala Bernomor Struktur Pada Mata Pelajaran IPS.

 

 

 

Abstrak . Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahuikelayakan media tas pembelajaran keropi berbasis model kepala dengan struktur bernomor pada materi peristiwa kemerdekaan Indonesia dan untuk mengetahui respon siswa terhadap media tas pembelajaran keropi berbasis model struktural bernomor kepala pada materi peristiwa kemerdekaan Indonesia. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research & Development, dengan desain Brog, W. R dan Gall. Penilaian produk media tas pembelajaran dilakukan oleh 2 orang ahli yaitu ahli media dan ahli materi. Sasaran uji coba produk pada siswa kelas V SDN 2 Bojongmeteng sebanyak 24 siswa. Hasil penelitian pengembangan alat peraga berupa media pembelajaran keropi menunjukkan hasil validasi ahli media dengan persentase 83,16% dan ahli materi 91,25%. Persentase pencapaiannya meliputi interpretasi "sangat layak". Hasil angket respon siswa menunjukkan persentase 93,59%, persentase pencapaiannya termasuk interpretasi “sangat layak”.

 

 

Kata kunci: Keropi Pembelajaran Pouch Media Berdasarkan Kepala Model bernomor Struktur di Sosial Subyek Studi.

 



SEBUAH.       Pendahuluan

 


Pendidikan IPS adalah pendidikan yang bertujuan agar siswa memiliki kemampuan-kemampuan dalam mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan sosial masyarakat. Keterampilan-keterampilan yang dikembangkan melalui pendidikan IPS adalah keterampilan dalam rangka mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi era globalisasi.

Pembelajaran IPS adalah suatu pembelajaran yang dianggap membosankan oleh sebagian siswa karena pembelajaran IPS identik dengan pembelajaran yang membutuhkan kejelian dalam memahami materi. Selain itu, pembelajaran IPS juga dianggap pembelajaran ganda karena dalam pembelajaran IPS tidak hanya satu mata pelajaran saja tetapi berbagai mata pelajaran yang menyangkut kehidupan sosial masyarakat seperti sejarah, keadaan alam, serta keadaan ekonomi masyarakat. Banyaknya mata pelajaran dan luasnya cakupan materi tersebut membuat siswa bosan dalam belajar dikarenakan titik fokus siswa dalam belajar terbagi. Disamping itu, mata pelajaran IPS lebih banyak unsur membaca dan hapalan yang membuat siswa bosan dalam belajar IPS. Dalam hal ini, guru berperan penting dalam menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan yang dapat menumbuhkan minat siswa dalam belajar terutama pada pembelajaran IPS.

Proses pembelajaran IPS yang menyenangkan membuat siswa tertarik dan bersemangat untuk belajar IPS. Dengan adanya pembelajaran efektif dan bervariasi dapat menumbuhkan semangat belajar siswa sehingga tujuan daripada pendidikan dapat tersampaikan dengan baik. Banyaknya siswa yang tidak tertarik dengan materi pembelajaran IPS dapat dipicu oleh kegiatan pembelajaran yang tidak menyenangkan, seperti tidak adanya variasi-variasi media atau alat peraga yang menunjang kegiatan pembelajaran, serta


ketidaksesuaiannya komponen-komponen yang mendukung pembelajaran sehingga ketertarikan siswa dalam belajar berkurang.

Hal ini terlihat pada hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti, ditemukan fakta bahwa siswa kelas V SDN 2 Bojongmenteng terlihat kurang bersemangat ketika belajar, dikarenakan pembelajaran masih berorientasi pada guru dan hanya terpaku pada buku paket serta model pembelajaran yang cenderung sama dalam setiap pembelajaran, sehingga ketertarikan siswa dalam belajar berkurang, terutama pada mata pelajaran IPS.

Keterbatasan media atau alat peraga dalam kegiatan pembelajaran dapat menjadi hambatan dalam proses penyampaian materi. Hal ini mengakibatkan ketika kegiatan belajar mengajar siswa terlihat tidak bersemangat dan mengantuk, serta siswa cenderung pasif ketika proses pembelajaran berlangsung ditambah lagi di SDN 2 Bojongmenteng tidak memiliki proyektor, sehingga perlu adanya pengembangan media yang dapat memotivasi siswa dalam belajar IPS. berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang di lakukan, peneliti memperoleh fakta bahwa di SDN 2 Bojongmenteng membutuhkan media pembelajaran yang dapat membantu guru dalam kegiatan pembelajaran serta siswa akan lebih senang apabila proses pembelajaran menggunakan media atau alat peraga. Sehingga pengembangan media kantong pembelajaran keropi dirasa cukup baik untuk dijadikan sebagai media atau alat peraga yang dapat memotivasi belajar siswa serta mempermudah kegiatan belajar mengajar. Dengan media kantong pembelajaran keropi guru dapat mengajak siswa untuk ikut serta dalam kegiatan belajar dengan menyelesaikan tugas yang ada pada kantong tokoh kartun keropi pada media pembelajaran.

Media kantong pembelajaran keropi di sekolah


dasar berfungsi sebagai alat untuk memudahkan proses belajar mengajar yang digunakan sebagai tempat penyimpanan materi secara acak pada setiap kantong yang tersedia. Peranan media sangat berpengaruh untuk menjunjung proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah, baik itu untuk guru maupun siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran pada saat itu. (Arsyad, 2011: 15).

Pada awal materi peristiwa kemerdekaan Indonesia, siswa yang diarahkan untuk membuat beberapa kelompok dengan tugas yang berbeda-beda dan mengambil materi yang ada pada kantong pembelajaran keropi sesuai dengan urutan angka yang dilemparkan. Setelah itu, siswa diperintahkan untuk mencatat materi yang ada pada kantong masing-masing kelompok. Tujuan dari pengembangan media kantong pembelajaran keropi berbasis model kepala bernomor struktur ini, diharapkan dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi dan memudahkan siswa memahami materi yang disampiakan serta dapat memberikan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS.

Media kantong pembelajaran keropi model kepala bernomor struktur dirasa sesuai dengan materi IPS Peristiwa Kemerdekaan Indonesia di kelas V SDN 2 Bojongmenteng semester II. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengembangan Media Kantong Pembelajaran Keropi Berbasis Model Kepala Bernomor Struktur pada Mata Pelajaran IPS Kelas V di SDN 2 Bojongmenteng”.

B.       Metodologi Penelitian

Desain penlitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model penelitian dan pengembangan ( reasearch & development ) menurut Brog W. R & Gall. Langkah penelitian ini mengacu pada penelitian


(Sugiyono, 2017: 297) yang mengemukakan bahwa penemuan & pengembangandalam metode penelitian yang digunakan untuk menghasilakan produk tertentu, dan menguji kefektifan produk tersebut. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: (1) Potensi dan Masalah. Peneleitian dapat bersumber dari adanya potensi atau masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang didayagunakan akan memiliki nilai tambah. (Sugiyono, 2017: 298). Potensi yang berkembang akan menjadi masalah bersama kita tidak dapat mendayagunakan potensi-potensi yang ada. Pada penelitian ini, potensi yang dapat dijadikan bahan ajar adalah media kantong. (2) Mengumpulkan Informasi. Setelah peneliti mendapatkan potensi dan masalah. Maka perlu diketahui bahwa informasi dalam mengatasi masalah sebagai bahan untuk perencanaan produk, yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti, pada tahap ini adalah melakukan tinjauan terhadap materi pembelajaran yang berpedoman pada KTSP materi tentang peristiwa kemerdekaan Indonesia, mengkaji tentang tinjauan pustaka, kompetensi dasar, dan kompetensi inti, dan materi yang akan dimuat dalam media kantong pembelajaran keropi. (3) Desain Produk. (a) Membuat properti berupa skema atau rancangan kasar dari produk yang akan dibuat. (b) Setelah properti dibuat, kemudian lakukan pengembangan properti diawali dengan menyusun materi pembelajaran, menyusun kegiatan pembelajaran, menyusun evaluasi. (c) menyusun menyusun media kantong pembelajaran secara total. (4) Validasi Produk. Setelah menyusun tahap pembuatan produk media pembelajaran, selanjutnya dilakukan tahap validasi. Validasi produk merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk media pembelajaran,


terlebih dahulu, dengan menguji kelayakan produk sebelum di uji cobakan.

Validasi produk dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai media kantong pembelajaran keropi diperlukan dua ahli yakni ahli media pembelajaran dan materi pembelajaran IPS.

Setiap pakar evaluasi untuk menilai produk yang dirancang dengan penilaian kelebihan dan kekurangan produk. Ahli media, memiliki kualifikasi pengetahuan, pengalaman dan keterampilan pada media grafis atau media cetak seperti media kantong pembelajaran keropi ini. Kualifikasi ahli materi, sebagai dosen perguruan tinggi dalam bidang studi yang bersangkutan. (5) Perbaikan Desain. Setelah desain produk divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan ahli lainnya, maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya di uji coba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Memperbaiki desain adalah peneliti yang mau menghasilkan produk tesebut. (6) Uji Coba Produk Setelah melakukan perbaikan desain produk, kemudian dilakukannnya uji coba produk. Dalam pengembangan uji coba produk yang akan dilakukan pada kelas V. Setelah melakukan perbaikan desain produk, kemudian dilakukannnya uji coba produk. Dalam pengembangan uji coba produk yang akan dilakukan pada V. Pada tahap ini juga melakukan angket respon siswa untuk melihat respon siswa terkait proses pembelajaran. Uji coba produk bertujuan untuk melihat apakah media yang layak digunakan atau tidak. Yang kemudiakn di ujicobakan kepada 24 siswa SDN 2 Bojongmenteng.

 

 

 

 

 


C.       Hasil dan Pembahasan


Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk mengembangkan ahli media pembelajaran berbasis model kepala bernomor struktur pada mata pelajaran IPS SD kelas V. Media pembelajaran dikatakan layak digunkan berdasarkan validasi oleh ahli media, ahli materi, dan respon siswa. Saran-saran yang diberikan peneliti akan dijadikan sebagai bahan untuk merevisi pengembagan media kantong pembelajaran keropi ini. Berdasarkan total skor dari para ahli media dan materi presentasi sebesar 83,16%. Sehingga sesuai dengan presentasi pada tabel presentasi tersebut termasuk pada interprestasi “Sangat Layak”. Dengan demikian media kantong pembelajaran keropi dapat digunakan sebagai media pembelajaran IPS di SD. Dengan catatan ada beberapa saran dan revisi.

 


Tabel

Presentase Penilaian Ahli Media

(Media Kantong Pembelajaran Keropi Berbasis Model Kepala Bernomor Struktur)


Nama Ahli

Nilai yang Diperoleh

Nilai Maksimal

Ahli Media

79

90

Total

79

90

Kelayakan Nilai Presentase  =    = 83,16%

 


 

 

 

 

 

 

Tabel 

Presentase Penilaian Ahli Materi

(Media Kantong Pembelajaran Keropi Berbasis Model Kepala Bernomor Struktur)

Nama Ahli

Nilai yang Diperoleh

Nilai Maksimal

Ahli Materi

73

80

Total

73

80

Kelayakan Nilai Presentase  =    = 91,25%

 


Setelah memperoleh hasil validasi media dan materi selanjutnya dilakukan uji coba pada siswa SD kelas V di SDN 2 Bojongmenteng yang dapat diterima 24 siswa. Data hasil dari respon siswa memperoleh nilai presentase sebesar 92,6%. Sehingga sesuai dengan presentasi pada tabel  presentasi tersebut termasuk pada interprestasi “Sangat Layak”. Berikut tabel hasil angket kelayakan respon siswa.

 

 

 


Tabel

Respon Siswa Terhadap Media Kantong Pembelajaran Keropi

Respon siswa

Nilai yang Diperoleh

Nilai Maksimal

Siswa

1797

1920

Total

1797

1920

Kelayakan Nilai Presentase  =    = 93,6%

 


Selain melihat hasil tanggung jawab siswa, peneliti juga melihat hasil dari tanggapan guru pada pemeriksaan media kantong pembelajaran keropi yang dilakukan oleh wali kelas V SDN 2 Bojongmenteng.


Data hasil dari respon guru terhadap media kantong pembelajaran keropi memperoleh nilai presentase sebesar 92,59%. Sehingga sesuai dengan presentasi pada tabel 3.12 presentasi tersebut termasuk pada interprestasi “Sangat Layak”. Berikut tabel hasil angket kelayakan media kantong pembelajaran keropi.

 


Tabel

Respon Guru Terhadap Media Kantong Pembelajaran Keropi

Respon Guru

Nilai yang Diperoleh

Nilai Maksimal

Guru

74

80

Total

74

1920

Kelayakan Nilai Presentase  =    = 92,59%

 


Pengembangan media kantong pembelajaran keropi ini termasuk pada ciri Distributif ( distributive poroperty ) yaitu media yang memungkinkan objek atau kejadian yang ditransportasikan melalui ruang dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu, Gerlach (Arsyad, 2016: 15). Dalam penggunaan media kantong pembelajaran keropi, siswa terlebih dahulu dibentuk sesuai dengan aturan pada model yang digunakan yaitu model kepala bernomor struktur. Selain itu, media pembelajaran keropi ini termasuk pada media dua dimensi, papan tulis, papan flanel, papan magnet, papan tulis , papan buletin, papan karet dan lain-lain, (Jamaludin, 2017: 126).


Dalam mengembangkan media ini, peneliti menggunkan alur dari (Sugiyono, 2017: 297). Tahapannya  meliputi: potensi masalah, data, desain produk, validasi desain, revisi desain, uji coba produk. Penelitian ini dapat


membantu peneliti dalam mengembangkan media kantong pembelajaran keropi ini.

Pada tahapan dan masalah peneliti melakukan observasi dengan menggunakan instrumen wawancara, observasi dan angket kebutuhan. Pada tahapan ini peneliti menemukan potensi dan masalah yang di temukan di SDN 2 Bojongmenteng. Pada tahapan, peneliti menganalisis bahwa sebenarnya siswa hanya aktif pada saat kegiatan pembelajaran namun, hal tersebut terhambat oleh sarana dan prasana yang diiakan oleh guru. Hal ini terlihat pada saat kegiatan pembelajaran siswa berani menyatakan dan menyampaikan pendapatnya namun tidak adanya fasilitas yang menjembatani siswa untuk lebih aktif lagi ketika di kelas. Oleh karena itu, potensi-potensi ini lah yang dapat mendukung pengembangan media kantong pembelajaran keropi pada mata pelajaran IPS. Adapun permasalahan yang ada di hadapi oleh siswa kelas V di SDN 2 Bojongmenteng diantaranya, Jumlah semangat siswa dalam belajar IPS, kurangnya media atau alat peraga yang dapat memotivasi proses pembelajaran IPS di SD, komponen-komponen yang menunjang kegiatan belajar mengajar kurang bervariasi, seperti model pembelajaran yang digunakan cenderung sama pada setiap kegiatan belajar mengajar. Dari hasil potensi dan masalah inilah peneliti mengembangkan media kantong pembelajaran keropi yang dapat membantu memudahkan proses pembelajaran IPS serta dapat memberikan motivasi siswa dalam belajar IPS.

Tahap selanjutnya peneliti melakukan informasi melalui instrumen wawancara, observasi, serta angket kebutuhan guru dan siswa.   Dalam penelitian informasi peneliti melakukan observasi dan wawancara dalam rangka menemukan potensi dan masalah di sekolah. Setelah menemukan potensi dan masalah peneliti


melakukan analisis kebutuhan terhadap guru dan siswa. Data yang diperoleh dari hasil analisis kebutuhan, peneliti memperoleh informasi bahwa guru perlu menggunakan media pada saat kegiatan belajar mengajar agar kegiatan belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik yang dapat memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Selain melakukan hasil analisis kebutuhan pada guru peneliti juga melakukan analisis kebutuhan terhadap siswa. Analisis kebutuhan siswa pada dua orang siswa dan memperoleh data, dari dua orang siswa membutuhkan media untuk menunjang proses kegiatana belajar mengajar IPS. Angket kebutuhan siswa dan guru terlampir di lampiran B.1 dan B.2.

Setelah informasi peneliti melakukan desain produk. Pada tahap desain produk peneliti membuat storyboard pengembangan gambaran kasar media yang dikembangkan yakni media kantong pembelajaran berbasis model kepala bernomor struktur pada mata pelajaran IPS SD kelas V di SDN 2 Bojongmenteng. Tahapan-tahapan pembuatan seperti pertama , tahap pembuatan bagian kepala media kantong pembelajaran keropi, pada tahapan ini peneliti mengembangkan media dengan menggunakan tokoh kartun keropi (kodok) yang mana tokoh kartun adalah salah satu daya tarik bagi siswa dalam belajar karena karakter kartun yang lucu. Dalam langkah ini, peneliti membuat sketsa kepala tokoh kartun keropi. Kedua,Dalam tahapan ini peneliti mendesain bagian tubuh keropi dengan kantong-kantong pembelajaran yang akan diisi oleh sub-sub materi pada setiap kantongnya. Ketiga tahapan penentuan sub-materi pada mata pelajaran IPS di kelas V. Keempat, tahap pembuatan sub materi kelompok dengan sub-sub materi untuk setiap kelompok. Kelima , tahapan pembuatan kuis, dalam tahapan ini peneliti membuat kuis seputar materi yang telah di paparkan sebelumnya. Setiap kantong keropi berisi masing-masing 6 pertanyaan


yang akan di jawab oleh siswa secara acak berdasarkan angka dadu yang dilemparkan oleh guru. Keenam, tahap pembuatan dadu selanjutnya peneliti mempersiapkan dadu untuk proses belajar mengajar di mulai dari pembagian sampai dengan kuis.

Peneliti memilih menggunakan mata pelajaran IPS dengan berbasis model kepala bernomor struktur dalam rangka membangkitkan semangat siswa dalam belajar IPS yang mana mata pelajaran IPS adalah mata pelajaran yang membosankan karena pada pelajaran IPS cenderung banyak tulisan dan hafalan yang membuat siswa merasa bosan dalam belajar IPS. Untuk itu peneliti mengembangkan media kantong pembelajaran keropi dalam rangka untuk memberikan motivasi siswa dalam belajar IPS.

Setelah melakukan desain produk, peneliti melakukan validasi media oleh dosen ahli media dan dosen ahli materi. pada tahapan ini peneliti melakukan validasi terhadap dosen ahli dalam rangka mendapatkan penilaian layak atau tidaknya terhadap media yang dikembangkan. Dari hasil validasi yang dilakukan oleh peneliti pada ahli ahli penliti mendapatkan penliaian “Layak Digunakan” untuk diujicobakan di sekolah dasar dengan catatan ada beberapa revisi.

Setelah melakukan validasi peneliti melakukan revisi media yang telah divalidasi oleh dosen sesuai dengan revisi yang telah di beri oleh dosen ahli. Adapun revisi dari media yang di kembangkan oleh peneliti adalah bagian kantong harus di jahit agar kantong menjadi kuat, bagian kantong yang dibuat seperti kantong kertas agar kantong menjadi lebar, dan bagian dari soal kuis untuk siswa yang ditambah setiap kantong berisi 6 soal kuis.

Tahap selanjutnya peneliti melakukan uji coba pada siswa kelas V di SDN 2 Bojongmenteng dengan jumlah siswa 24 siswa. Pada proses pembelajaran terlihat siswa antusiasme dalam belajar di karenakan media yang di


guankan menarik dan membuat siswa merasakan sehingga pada kegiatan belajar mengajar siswa menjadi aktif dalam belajar.

Dengan adanya media kantong pembelajaran keropi berbasis model kepala bernomor struktur pada materi IPS, diharapkan dapat membantu guru dalam kegiatan belajar mengajar dan dapat mempermudah penyampaian materi kepada siswa. Selain itu dengan adanya media kantong pemebelajaran keropi dapat membantu guru dalam menghadapi masalah-masalah dalam pembelajaran IPS.

D.       Kesimpulan

Berdasarkan pengembangan dan uji coba yang dilakukan pada pengembangan media kantong pembelajaran berbasis model kepala bernomor struktur pada mata pelajara IPS kelas V di SDN 2 Bojongmenteng dapat dipaparkan sebagai berikut.

1.    Pengembangan media kantong pembelajaran keropi berbasis model kepala bernomor struktur untuk menguji kelayakan media kantong pembelajaran keropi. Uji validasi prosuk dilakukan sebanyak 2 kali pada dosen ahli media dan dosen ahli materi pembelajaran IPS. Adapun presentasi dari hasil uji validasi media sebesar 82.2% dikatakan “sangat layak”. Presentase hasil validasi ahli materi sebesar 91,25% dapat dikatakan “sangat layak”.

Tanggung jawab siswa terhadap media kantong pembelajaran berbasis model kepala bernomor struktur. Hasil angket siswa memproleh hasil presentasi memperoleh hasil presentasi sebesar 93,6% presentase dikatakan “sangat

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Daftar Pustaka

Agustin, Fika. 2017. Pengembangan Media Pakapindo (Papan Kantong Pintar Doraemon) pada Pembelajaran Tematik Tema 6 Subtema 3 Pembelajaran 5 Kelas Iii SDN Punten 01 Batu. Skripsi UMM.

Arikunto, Suharsimi. (2012 ). Prosedur Penelitian Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar. 2016. Media Pembelajaran . Jakarta: Rajawali Pers.

Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.

Endayani, Henni. 2017. Pengembangan Materi Ajar Ilmu Pengetahuan Sosial. Jurnal Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FITK UIN SU Medan - Vol.1, No.1,

Faiza Mukarromatul. 2018. Pengembangan Media Papinka (Papan Pintar Kelipatan Persekutuan Terkecil) untuk Pembelajaran Matematika Kelas 4 Sekolah Dasar. Skripsi. UMM.

Hosnan, M. 2016. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia.

Jamalong, Ahmad. 2012. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Kooperatif Numbered Heads Together (NHT) Di Kelas X Sma Negeri 1 Beduai Kabupaten Sanggau. STKIP PGRI Pontianak.

Jamaludi, Ujang & Rachmatullah Reza. 2017. Pembelajaran Pendidikan IPS. Bekasi: Nurani

Mahmuda, Siti. 2018. Media Pembelajaran Bahasa Arab .Jurnal Pendidikan dan Bahasa Arab. An- Nabighoh. Vol. 20, No. 01.

Mahnun, Nunu. 2012. MEDIA PEMBELAJARAN (Kajian terhadap Langkah-langkah Pemilihan Media dan Implementasinya dalam Pembelajaran). Jurnal Pemikiran Islam; Vol. 37, No. 1

Khamaruddin, Tahamrin, dkk. Penerapan Model Pembelajaran koopratif Tipe


Kepala Bernomor Struktur Berbantuan Media Audiovisual untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Geografi FKIP Unsyiah Volume 2, Nomor 1, Hal 120-130, Februari 2017.

 


Sirojuddin , Akhmad. 2016. Pengembangan Bahan Ajar Mind Mapping Berbasis ICT . Jurnal Manajemen (Nidhomul Haq) Pendidikan Islam: ISSN 2503-1481, Volume 1 (01) 13-20.

Siti Zulaichach. 2014. Efektivitas penggunaan media kantong bilangan untuk meningkatkan prestasi belajar matematika pada anak berkesulitan belajar matematika kelas III. Skripsi S1. UNY

Supriatna, Nana. 2007. Pendidikan IPS Di SD . Bandung: UPI Press.

Mikarsa Lestari, H, Taufik Agus dan Priyanto Lestari, P. 2007. Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas Terbuka

Supriyono. 2013. Pengaruh Model Kepala Bernomor Struktur Terhadap Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS Kelas V. jurnal pendidikan dan pembelajaran : Vol 2, No 4 2013.

Urip Purwono. (2008). Standar Penilaian pemasaran . http: // telaga.cs.ui.ac.id.bsnp Bahan Sosialisasi Standar Penilaian Buku Teks Pelajaran TIK.ppt.

Wahyuni, Sri & Rusman. 2009. Ilmu Pengetahuan Sosial 5. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pemikiran Richard L. Lanigan

Fungsi Batin Terhadap Pembentukan Kepribadain

Pertanyaan Filsafat Imanuel Kant